Journal, Review, and Inspiration

Journal, Review, and Inspiration

Monday, June 25, 2012

LAUNCHING #ATTHECAFE

 One Place Thousands Stories, At THE CAFE

Hayho Readers...
akhirnya hari yang udah ditunggu-tunggu oleh 29 penulis berbakat dari seluruh Indonesia datang juga.
Kemarin tanggal 24 Juni 2012 bertempat di Martabak Halim Kambang Iwak Nulis Buku Club Palembang
menyelenggarakan Launching Buku yang ke-4.
Event launching buku merupakan salah satu event rutin yang diadakan setiap 3 bulan sekali Oleh NBC Palembang, untuk menyalurkan antusiasme anak-anak Palembang akan kegiatan menulis dan membaca.
Event kali ini, aku dikasih kesempatan untuk mengkoordinir salah satu buku antologi dengan judul
 At The Cafe.


Selain dipercaya untuk mengkoordinir sebuah proyek antologi aku juga dipercaya untuk memandu acara Launching buku hari ini. 

Tidak ada sebuah karya tanpa Suport dari Sahabat dan teman-teman
me; Dyara(find her story at #atthecafe too; Aphie (bestie, photograper, and picture editor) 
Aphie; Dyara; Rinanda

MY Big Family  NBCPalembang

I found my second home  @NBCPalembang keep inspiring, and motivating young talented writer!!!

Photografer: Roby Pratama, Aphie..
Editor : Aphie..

Friday, June 15, 2012

SAY IT WITH WORDS

Heyho readers

lama ya gue nggak posting tulisan. Bukan menunggu galau lho. 
tapi gue percaya ada moment yang tepat untuk setiap hal, termasuk posting blog *alibi* 
kali ini gue mau cerita dikit tentang masalah keterbukaan.
Banyak orang di jaman ini membanggakan keterbukaan, keberagaman, dan kebebasan berpendapat.
gue nggak mau membahas ini dengan skala yang terlalu besar seperti negara, bangsa, dan lain-lain.
Mari kita mulai hal ini dari hal yang paling kecil, dari diri sendiri.

Gue adalah tipe perempuan yang setengah-setengah.
setengah terbuka dan setengah konservatif. 
untuk beberapa hal gue harus akui gue tipe perempuan konservatif.
Termasuk dalam cara gue berhubungan dengan orang-orang disekiar gue, baik teman, kerabat, atau teman dekat.

Dalam keluarga. Gue adalah anak terakhir dari tiga bersaudara. 
kebanyakn first impression orang ke gue setelah tau fakta tersebut biasanya langsung punya judgement begini:
"Oh, anak bungsu. Pasti dimanja mama ya."
dan Jawaban gue akan tergantung dengan siapa gue bicara. 
Jawaban paling standar biasanya 
"Ah, biasa aja kok."
Kalau kalian ingin tahu jawaban sebenarnya adalah tidak.
saya bukan anak bungsu yang dimanja orang tua.
Gue adalah tipe anak keras kepala, dan nyokap gue adalah sosok yang paling gue cinta sekaligus punya sifat yang sama kayak gue. 
Hahaha kebayang dong ya. 
Gue bukan tipe orang yang suka menahan perasaan dihati, menahan pendapat dan di telen sendiri. 
gue akan selalu ngomong apa yang gue rasa. begitupun dengan mama, papa ataupun sodara gue.
Buntutnya, adalah adu argumen.
Tapi, semakin tambah umur gue, semakin gue bisa memilah hal-hal yang mesti gue ungkapkan dengan gamblang ke orang tua gue dan hal-hal yang gue keep sendiri, dan hal-hal yang gue mesti cari cara ngomong yang sebaik mungkin supaya nyampenya baik ke mereka.
Tipe keluarga gue adalah tipe old shcool yang kaku, keterbukaan itu isu yang sangat sensitif. 
kami bukan keluarga yang dengan gampangnya mengungkapkan rasa sayang, rasa cinta, perhatian, dan rasa khawatir.
Gue rasa banyak keluarga-keluarga lain juga punya tipikal yang sama seperti keluarga gue.
So, instead of, berlarut-larut dalam kesalahan. 
Gue mulai  merubah patern ini dengan cara gue sendiri. 
Kalau dulu ada sesuatu yang nggak bisa gue terima diotak gue gue akan langsung bilang.
Plong...ia hati gue plong tapi hati orang jadi kesel ya, ini anak selaluuuu aja punya argumentasinya sendiri.
sumpah gue bukan mau membangkang dan adu argumen, gue hanya bersikap jujur.
Tapi yang perlu gue, dan kita sadari. Bersikap jujur pun punya cara sendiri-sendiri.
Misalnya ni sama orang tua: 
Sekarang kalau ada sesuatu yang orang tua gue bilang A kalau gue rasa nggak suka, gue bakal diam aja kalau kondisinya nggak terlalu berefek besar sama kenyamanan gue.
Kalau gue nggak suka dan bikin nggak nyaman Ya terserah mama/papa aja, tapi aku nggak terlalu suka, ribet dll. just say your argument. tapi caranya lebih santai. 
soalnya kalau lo udah nyolot. orag tua lo bakal bisa lebih nyolot lagi. 
Karena Pada dasarnya orang tua itu sudah dari lo lahir ada di kedudukan superior, dan nggak akan tergantikan. 
Sudah sepatutnya lo bersikap lebih smart untuk yang satu itu.
Intinya terbuka dan ngomong apa adanya itu penting but you still respect your parents, itu penting banget, tiggal sesuaikan aja sama budaya keluarga lo. 
Intinya jangan sampe entar just for the sake of being jujur sama diri lo, lonya kualat *amit-amit*

Kalau sama temen sih lebih gampang ya, hubungan pertemanan itu adalah hubungan yang paling kasual.
Tapi walaupun kasual tetap harus ada caranya, apalagi ketika lo makin dewasa.
Lo akan bertemu banyak orang yang karakternya belum tentu matching sama lo.
Kalau gue pribadi adalah tipe orang yang nggak suka berpolemik sama orang lain apalagi sama temen sendiri.
Kadang orang akan menyimpulakn gue adalah orang yang suka cari aman, tidak mau berpolemik, tidak mau ribut-ribut.
Lho, bukankah keamanan diatas dunia harus terus dijaga *sesuai cita-cita pancasila*
Lho, jelas dong gue suka cari yang aman-aman saja.
Inti dari gue berteman adalah berteman itu sendiri.
Gue tidak berteman untuk cari jabatan, untuk cari pamor, eksistensi, cari duit, memanfaatkan jalur pertemanan untuk jadi social climber, apalagi kalau untuk menambah deretan musuh-musuh Oh hell, no way!!!
Gue hanya nggak mau setiap kali gue bangun pagi dan membuka pintu rumah gue, setiap setengah meter gue menemui orang yang gue label-in sebagai musuh. 
Oh alangkah nggak bahagianya hidup gue.
Pada dasarnya, elo kan memang nggak bisa menyenangkan hati setiap orang. so thats why i gave my best effort dan berusaha untuk bisa baik ke setiap orang.
Terbuka dan mengemukakan pendapat itu penting. Gue akan bilang hal yang gue suka dan gue nggak suka sama temen gue, atau sesuatu yang mengganjal dalam hati gue, pasti akan gue ungkapkan.
Untuk sahabat-sahabat gue, hal kayak gini akan lebih mudah. 
karena gue sudah punya zona nyaman gue bersama mereka, bahkan bersama mereka gue bisa dengan terbuka menceritakan ke'dodol'an gue dan menertawai kebodohan-kebodohan gue bersama mereka.
Bersama mereka gue seperti tidak punya beban. 
Sanking senengnya kita ngobrol dan berpendapat, gue dan sahabat-sahabat gue punya hobi nongkrong yang akut.
Dari pada keliling mall dan window shopping, gue sama mereka lebih seneng duduk berlama-lama di tempat makan dimana pun itu dan ngobrol berjam-jam. 
Perlu dI caps lock nih....kita gobrol dan sharing banyak hal dan BUKAN rumpian nyinyirin orang. 
seperti yang gue bilang semakin bertambah dewasa kita, makin banyak hal yang kita sadari. 
Kalau gue menyadari, bahwa kebiasaan gue bercerita dan mengungkapkan isi hati ke temen-temen deket gue itu menyebabkan gue tidak punya beban berat yang gue simpen sendirian.
Gue keluarin aja, gue ungkapin apapun itu. its for my own mental health toh... ;)
Sharing ke sahabat itu juga positif banget, karena mereka punya padangan yang lebih objektif ke elo.
seseorang yang bisa kasih pandangan objektif dan tahu karakter kita dengan baik, dan bisa kasih saran dengan baik itu adalah hal langka. 
Thanks God i have my besties around me... :*
Yang paling sulit buat gue adalah mengemukakan pendapat gue sama temen-temen kantor
Satu hal yang mesti lo ingat, temen kantor itu punya banyak kepentingan lain selain sekedar ingin menjalin pertemanan. berteman dengan teman kantor, lo dan mereka akan terikat dengan hal-hal seperti promosi, kenaikan tunjangan, rebutan jabatan dll. 
Hal seperti itu sangat berpengaruh buat lo, lo juga mesti pinter-pinter memilih cara bicara yang baik. 
Salah ngomong sedikit di depan teman yang'salah' lo bakal jadi bulan-bulanan satu kantor atau bisa jadi kehilangan promosi jabatan. so becarefull.

Sama temen deket.
 megungkapkam rasa hati lo sama temen deket adalah hal yang paling complicated.
Kenapa gue pilih kata-kata temen deket, well, kayaknya sekarang pacaran bukanlah satu-satunya padanan kata relationship. Banyak banget bentuk kedekatan yang ternyata bukan pacar dan juga bukan temen doank. so i think temen deket lebih general, temen tapi ada unsur romance. :P
Dari pada gue bercerita panjang lebar. izinkan gue mengutip percakapan Elektra dalam Supernova Petir.

Ini kutipan percakapan Mi'un dan Elektra, setelah elektra berhasil membaca pikiran Toni/Mpret dengan kekuatan listrik.
Elektra  : Mpret...suka sama saya?
Mi'un   : Ya iyalah, kemana aja lu
Elektra : kamu--udah lama tau?
Mi'un  : Dan lu baru tau. Etra..etra..Kewoy juga udah tau, gue malah curiga jangan-jangan serumah-rumah ini juga udah pada tau kecuali elu.
Elektra: Kenapa nggak ada yang bilang?
Mi'un: Kayak anak SD aja, ya kalau Mpret mau bilang ya bilang, dia pasti ngomong sendiri. Yah kalau dirimu ingin tahu----Ah lu emag kebangetan kalau nggak tau

(resource:Supernova-Petir hal:184-185)

Dari percakapan seperti diatas gue menyimpulkan bahwa terkadang setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk mengungkapkan rasa. Kebanyakan memang dengan kata, namun sebagian yang lain lebih senang bermain rasa. Tapi kalau menurut gue, dari pada kita bingung dan salah mengartikan rasa, mending ditanya aja toh. sambil banyak-banyak berdoa.

okey readers
You know you love me xoxo
*lolz*