Journal, Review, and Inspiration

Journal, Review, and Inspiration

Saturday, May 17, 2014

I AM A BAD WRITTER


Saya suka menulis. 
Menulis adalah satu-satunya hal yang saya senangi sejak kecil.
Menulis buat saya sebuah proses menemukan jati diri, proses yang terlalu intim untuk dibagi.
Bagi orang lain proses itu bisa jadi berbentuk melukis, mengaransemen musik, menari, berlari, meditasi, atau bahkan sekedar duduk dengan segelas menuman kesukaan dan menghisap nikotin dalam-dalam.
Intinya semua adalah pilihan yang kita pilih sendiri, sebuah intimasi yang bahkan kadang saya sulit jelaskan.
Malam ini saya hanya memilih duduk diam, memandang langit bandung yang kiat pekat, dan dinginnya yang menusuk hingga tulang rusuk.
Sungguh baru hitungan bulan saya ada di sini, tapi Tuhan memberi saya begitu banyak hal yang makin hari makin membuat saya bertanya-tanya, bertanya pada diri sendiri tentang banyak hal, tentang banyak keputusan yang akhir-akhir ini saya ambil sendiri.
Saya kemudian berpikir, hidup itu hampir mirip dengan proses menulis.
Tidak ada satu orang pun yang menyuruh saya menyukai menulis.
Saya juga bukan seorang penulis kenamaan dengan banyak pernghargaan atau royalti berjuta kopi.
Dan tidak sedikit orang yang tidak suka tulisan saya,  “payah!” begitulah mereka berkata.
Tapi apakah kemudian saya membenci menulis, lalu berhenti menulis?
Sama seperti hidup, kadang kehidupan yang kita jalani tidak sebaik apayang kita bayangkan terlebih lagi seperti yang orang lain harapkan, kadang kita mengambil keputusan-keputusan yang kita sesali dikemudian hari, tapi sungguh itu tidak membuat saya membenci hidup, dan memutuskan untuk berhenti menjalaninya.
Begitupun menulis, saya mungkin payah, saya mungkin bukan penulis briliant penuh bakat, tapi saya tidak pernah berpikir untuk berhenti menulis, saya menikmatinya, saya menikmati prosesnya, saya menikmatinya seperti pecandu menghirup candunya.
Mulailah jujur untuk menjadi diri sendiri, sungguh rasanya nikmat sekali, karena terkadang ada saatnya kita diam dan  membiarkan orang menilai, terkadang penilaian mereka pun tak salah, but hey, i just love my life.
 I love my life, you may think it’s sucks but i think it’s beautiful just the way it is.


Monday, May 5, 2014

a year ago

Tulisan ini ditulis dan dipublikasikan pada 13 April 2013 pada sebuah blog yang tidak terpublikasi secara umum, lebih dari setahun yang lalu, telah banyak hal berubah tapi sungguh tidak untuk hal yang satu ini. jika mereka menilai ini sekedar tulisan roman picisan, kuharap tidak denganmu. lebih dari 365 hari, ini sebuah presistensi, sebuah pembuktian, bahwa aku ada, untukmu.

Punggungmu

Aku selalu menatap pada punggungmu wahai sang petualang.
Jika Nanti perjalananmu sudah sampai pada titik ketika kamu merasa kamu sudah selesai, Maka pulanglah saat itu semoga aku masih ada membukakan pintu untukmu.Serahkan ranselmu yang penuh dengan petualangan dan segala isinya, akan kubersihkan dari debu tapi biarkanlah melapuk, karena itu tandanya ranselmu juga sudah aus menemani petualangamu. bukalah sepatumu, biar aku simpan dan kugantikan alas baru.
Kamu adalah laki-laki, dan bukan lelaki bila kerjanya hanya menanti arus, jika kamu memilih melawan arus dan mencari kemana sebenarnya tujuanmu maka aku relakan, kubiarkan kau berpetualang, dulu aku berharap disertakan dalam setiap petualanganmu, namun kamu tidak pernah memberiku pilihan untuk ikut serta. Aku akan kuat, karena aku percaya bahwa Tuhan akan mempertemukan apa yang memang seharusnya bertemu, kita telah dipertemukan kembali lalu dipisahkan dengan cara ini aku tidak pernah memilih cara ini, ini pilihanmu tapi tak apa. Aku berusaha merelakan.
Aku hanya bisa menatap punggungmu, punggung yang aku harap dapat kusandari nanti, yang kuharap bisa kuusap saat petualanganmu sudah bermuara di depan pintuku. Punggung yang aku harap berbalik dan menoleh dengan seulas senyum tulus, suatu hari ini.