Journal, Review, and Inspiration

Journal, Review, and Inspiration

Tuesday, June 28, 2011

Welcome to 21St century rahma. Its Time for Bloging


Welcome to 21St century rahma. Its Time for Bloging :)
Blog ini saya peruntukan untuk membagi tulisan-tulisan kecil saya. Berharap ada orang lain yang menikmati membacanya. Blog ini bukanlah blog pertama saya, hanya saja saya kurang konsisten dalam menulis di blog.  Baiklah, setelah menghela nafas panjang sambil duduk bersila dan konsentrasi penuh, saya akan melakukan ritual kuno yang sudah dilakukan manusia berabad-abad. Eheeemmm...saya akan memulainya dengan ritual PERKENALAN. :)
Saya adalah perempuan Indonesia asli, Sumatera asli, yang konon katanya saya masih mempunyai silsilah keturunan kerajaan mataram kuno :P (skip this!!! :) ). Lahir dan dibesarkan di Palembang sebagai bungsu dari tiga bersaudara. Dibesarkan dan disekolahkan di sekolah Islam sampai Sekolah Dasar lalu melanjutkan ke sekolah umum. Sejak kecil saya dijejali dengan berbagai jenis buku, mulai dari kisah para nabi sampai cerita klasik karya Enid Blyton. Cerita-cerita tersebut melekat diotak saya, merasuk ke alam bawah sadar.  Saya masih ingat dengan jelas tokoh Darrell dalam Melory Towers karya Enid Blyton.  Si Tokoh Darrell yang saya idolakan ini pada buku keenam menemukan passion-nya dalam tulis menulis. Baik Darrel maupun Enid Blyton sendiri, telah banyak memberikan inspirasi bagi rahma kecil untuk menyukai menulis. Membaca karya-karya klasik ini membuat saya menyukai menulis sejak kelas 6 SD. Sejak kecil saya sering merasa takjub ketika melihat seorang penulis bercerita mengenai persahabatan, kasih saying, kebencian, dan kesedihan dengan begitu natural, mengalir bagai air, tetapi begitu memiliki Jiwa. Sampai saat ini pun saya masih suka bengong sendiri setelah membaca buku-buku yang memiliki jiwa,jadi kontroversi hingga dikenang sepanjang masa.
 Ketika menginjak SMP, saya dikenalkan dengan karya-karya popular seperti  Agatha Cristie, Sir Arthur conan doyle, John Grisham hingga Sidney Sheldon. Opssss… ok ok, saya tahu, tidak seharusnya anak seusia saya dikenalkan dengan buku-buku Sidney Sheldon. Tapi buku-buku itu seperti memanggil-manggil untuk dibaca. Buku-buku tersebut hanya tergeletak di rak buku kakak perempuan saya. Ribuan kali saya berterima kasih kepada kakak perempuan saya yang sudah mencekoki saya dengan tumpukan buku dan lagu-lagu NKOTB dan Boys II Men tentunya :) . berterima kasih karena telah mengenalkan saya dengan ragam makna dalam untaian kata-kata. Membuat saya mengerti bahwa setiap penulis memiliki karakter sendiri-sendiri. Membuat saya menikamati sensasi kata, prosa dan cerita yang disajikan. Membuat aktifitas membaca buku selepas pulang sekolah dengan hanya  berkaos singlet sebagai surga dunia. Ahhhhhhh indahnya saat kita tenggelam dalam dalam ribuan kata yang membentuk cerita.
Ketika saya selesai membaca sebuah karya, maka biasanya semakin ingin saya bertutur pula, semakin ingin saya menciptakan magis dari kata-kata yang saya rangkai sendiri.  Saat itu saya hanya perlu pena dan buku tulis, lalu menulislah saya. Mencoba berbicara lewat karya saya yang tidak seberapa.  Membuat hati senang, ketika pelajaran di kelas mulai membosankan maka teman-teman saya mulai mencari-cari buku kusam milik saya dengan rangkaian kata yang masih seadanya, membuat saya semakin mengerti dan yakin saya suka menulis. Menikmati sensasinya ketika kata-kata yang tertuang memiliki makna, hingga ketika karya seadanya itu bisa berarti untuk teman-teman saya yang bosan belajar :).
Menulis bagi saya merupakan kegiatan universal. Siapapun bisa menulis, si kaya, si miskin, si pemarah, si pemalu, si kurang percaya diri, bahkan si pupoler. Saya adalah si kurang percaya diri. Saya lebih suka tidak terexpose , saya bukan orang yang senang jadi pusat perhatian. Mungkin itu sebabnya saya menyukai menulis. Saya ini si pengamat. Menyenangkan sekali ketika saya dapat mengamati semua peristiwa, menjadikannya tontonan lalu menuliskannya kembali. Akan tetapi itu dulu, ketika saya belum menyadari bahwa sanya saya cepat atau lambat tidak akan jadi penonton lagi, saya akan menjadi pemain di dalamnya, di dalam cerita hidup saya sendiri.
Beranjak remaja, ketertarikan saya pun bertambah. Si pengamat dan si kurang percaya diri ini menyukai fashion. Silahkan tertawa terbahak-bahak dengan pandangan mengejek ketika anda tahu si penyuka fashion ini sangat tidak fashionable. Si penyuka fashion ini akan tetap seperti itu untuk beberapa tahun lamanya. Yaaa! Anda benar karena si penyuka fashion ini masih si kurang percaya diri yang kerjanya hanya mengamati.
SAYA JATUH CINTA. Ehmmmm lupakan romantisme antar jenis. Saya jatuh cinta pada karya baru yang pada zaman itu menurut saya sangat inovatif,  seinovatif penemuan Facebook (this is very personal opinion of mine :P). Saya jatuh cinta pada karya Dewi Lestari, SUPERNOVA. Pertama kali saya membacanya ketika SMA. Silahkan kembali tertawa, saya membutuhkan tiga kali membaca buku tersebut bolak-balik untuk benar-benar jatuh cinta, dan beberapa hari terbengong-bengong pasca membacanya untuk kali ketiga.  Kali pertama adalah untuk mengerti jalan ceritanya. Kali kedua membaca, saya mulai menikmati kata-katanya yang menurut saya begitu pas, begitu cantik, dan begitu bermakna. Kali ketiga adalah untuk meresapi detail dari kalimat-kalimatnya. Saya paling suka bagian terakhir dari buku itu, memberi sebuah makna mendalam hanya dengan dua kalimat. Ketika diakhir buku atau cerita kita menemukan kata-kata THE END maka Dewi Lestari mengakhirinya dengan… THE BEGINNING. Buat saya itu dahsyat. Dari dua kalimat itu saya menyadari bahwa akhir dari sesuatu merupakan awal dari sesuatu yang lain. Dee tidak berpanjang lebar bermain kata, terkadang dua kata itu dahsyat. Sejak saat itu saya penikmat setia karya-karyanya.
Itulah awal kecintaan saya terhadap penulis-penulis muda Indonesia. Dari mengenal karya-karya Dewi Lestari, saya mulai berkenalan dengan karya-karya Ayu Utami, Fira Basuki. Mulai mau melirik karya anak negeri :) .  Jatuh cinta itu ternyata dahsyat, semakin saya membaca karya-karya pupoler penulis Indonesia, saya semakin suka menulis. hari itu, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis cerita dan artikel di sekolah dan masih suka terbengong-bengong memandang sepatu berwarna merah di Majalah mode :). Lalu kemudian beberapa tahun lamanya saya seperti mati suri, saya sibuk sendiri melupakan asiknya menulis, asiknya menikmati sastra. akhirnya , ketika teknologi memberikan banyak ruang bagi saya untuk berkarya. Saya mulai memberanikan diri terbata-bata kembali dalam bercerita.
Iya saya, saya si kurang percaya diri, si pengamat tulen, dan si penyuka fashion yang sekarang sudah punya gelar Akuntan mencoba untuk bangkit menulis. Tapi ingat, kemampuan saya menulis masih seperti Balita dan semoga bisa tumbuh dan berkembang. Selamat membaca :)


No comments:

Post a Comment