Journal, Review, and Inspiration

Journal, Review, and Inspiration

Thursday, June 30, 2011

FASHION IS A SELF-IDENTITY

Perempuan merupakan pencinta fashion sejati. Saya rasa semua perempuan menyukai fashion, mencintainya, dan mungkin ada yang tergila-gila dengannya. Saya pribadi adalah penyuka fashion. Buat saya, fashion is art. Sama seperti melukis, menulis, dan kegiatan seni lainya, fashion pun merupakan bentuk seni yang paling popular dikalangan perempuan. Bukan berarti fashion hanya untuk perempuan, namun tulisan ini akan membahas tentang perempuan dan fashion.
Saya jadi teringat acara nguping singkat saya, aaahhhh bukan kebiasaan baik dan bukan bermaksud nguping tapi para ibu ini punya volume suara yang lumayan mengganggu acara makan siang saya di ITC kuningan saat itu. Seorang ibu dengan jinjingan yang banyak sedang duduk bersama teman-teman genknya sambil menikmati asinan Jakarta berbicara pada teman-teman genknya, tapi saya rasa si ibu ini setengah berteriak hehehe.
                “ ah, bo’ong lah, Cuma cewe ga normal aja ga suka fashion.” Sambil melihat-lihat kearah tentengannya yang banyak.
                “ laki gue bilang tuh istri temennya ga suka fashion, ga suka belanja. Ahhh bohong lah, gue bilang. Bini temen lu kaga normal.” Disambut cekikian dari temen seganknya. Dan mulailah gossip tentang istri temen suaminya ini menjadi topic hangat.
Saya tidak terlalu ambil pusing degan cerita istri teman kantor suaminya si Ibu ini, tapi mebuat saya tergelitik untuk mencari-cari adakah wanita yang tidak tertarik dengan fashion. I was a freak one, well saya tetap saja penyuka fashion. Percaya atau tidak, ketika semua teman-teman perempuan saya mulai tertarik dengan bando-bando lucu, jepit rambut, tas sekolah warna-warni, sepatu ninja merk Nike(ketauan deh umur saya hehe), sepatu-sepatu ballet, saya tetap setia dengan kets hitam, tas ransel merk export yang tahan banting, dan tidak ada aksesoris apapun yang menempel dikepala. Entah kenapa, saya dulu berfikir saya bukan penyuka fashion. Sepertinya kurang tepat, saya hanya bukan penyuka fashion yang terlalu menye-menye. Setidak perduli apapun kamu dengan penampilan kamu. Kamu adalah bagian fashion dari dirimu. Sesinis apapun kamu melihat para fashionista itu menenteng neverfull, cambon, sampai birkin dan kamu tidak. Tidak membuatmu gagal fashion. Fashion adalah Alat, alat mentrasformasikan jati dirimu dalam sebuah bentuk karya seni popular. JIka tidak percaya lihatlah Lady Gaga, selera fashionnya sensasional. Lady Gaga Menurut saya hanya mentransformasikan jati dirinya yang row, original, dan sensasional itu dalam selera fashionnya.  Karena yang paling penting menurut saya adalah PAS. Dan Lady Gaga dengan baju dagingnya itu PAS.
PAS itu bukan sekadar serasi, selaras dalam padu pada warna dan bentuk saja. Menurut saya PAS itu paling penting keluar dari inner beauty kita. Bayangkan saja seorang Gwen Stefani bisa terlihat sangat pas dengan training merah menyala dan lipstick merah untuk menghadiri premier sebuah film. Mari kita lihat seorang gwen Stefani ini lebih jauh, seorang musisi, yang ternyata penyuka fashion sejak kecil, menyukai menjahit dan tergila-gila dengan harajuku style. Hal kecil ini menunjukkan bahwa inner beauty lah yang paling berperan membuat produk fashion itu terlihat PAS.
Hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa anda dan saya bukan Lady Gaga dan Gwen Stefani. Bukan tidak mungkin anda bisa memakai gaun daging milik Gaga, akan tetapi anda tidak dapat menjadi Lady Gaga dengan pakaian itu. Inilah esensinya, apapun produk fashionnya dia akan bertransformasi dan menjadi jembatan kharisma, jati diri, dan pribadi anda yang sebenarnya dari inner beauty yang anda punya menjadi outer beauty yang menyapa dunia.
Ehmmm…biarkan saya membagi opini pribadi saya disini, sudah lama mondar mandir dan selalu berusaha meloncat-loncat keluar dari kepala ini. Bahwa anda dan saya bisa memiliki sepatu yang sama tetapi akan terlihat berbeda walaupun kita memakainya bersama. Begitu berpapasan dengan anda di mall mungkin saya akan menilai bahwa anda adalah si feminim dengan sepatu yang anda kenakan dan  kebetulan juga saya kenakan, tetapi tidak serta merta saya si Feminim ketika saya memakai sepatu tersebut. Ini buat saya masalah Soul. Saya percaya seorang yang memiliki jati diri dan karakter yang kuat tidak akan pernah jadi korban Fashion. Lalu akan tahu lah kita para korban fashion diluar sana adalah orang-orang yang jati dirinya tergilas oleh mode dan fashion itu sendiri.  Saya pernah melihat di-TV shakira dan Pink ketika menghadiri Video Music Award tahun 2009 memakai gaun yang sama dalam sebuah ajang penghargaan. Gaun tersebut merupakan mini tube dress karya Valmont. Wooooww mengejutkan buat saya, pink walaupun memakai gaun yang sama tidak serta merta membuatnya menjadi Shakira begitupun sebaliknya.
Biarkan saya mendefinisikan fashion saya. Saya seorang Hijaber sejak 2007. Hijab sudah menjadi fashion statement saya sebagai muslim. Lebih dari itu Hijab adalah jati diri saya mulai saat itu. Akhir-akhir ini perkembangan fashion hijab begitu pesat. Bertransformasi menjadi bentuk yang lebih kekinian dan dinamis. Tren fashion akan selalu tumbuh dan berkembang namun jati diri anda tetap satu, identitas anda ya hanya satu itu. Maka, jadilah seorang fashionista tanpa harus kehilangan jati diri anda. Jadikanlah fashion sebagai arena mengaktualisasi dirianda. Fashion adalah identitas universal yang dimiliki setiap orang. Kemudian janganlah terbawa arus sehingga anda yang dikuasai oleh keinginan-keinginan anda sehingga terjebak
Wassalam
Rahma 2011

3 comments:

  1. suka d kata2nya "jadilah fashionista tanpa harus kehilangan jati diri" ^^

    1st follower ni.hehe ;p
    welcome to Blogworld ;)

    ReplyDelete
  2. aku terharuuu hiks hiks hiks.... kiss kiss :D.

    ReplyDelete